“Enggak mau! Rasanya enggak enak!” teriakku.
“Kalau enak namanya bukan obat!” kata mama sembari mengambil botol obat di meja makan.
Aku segera berlari menjauh agar tidak disuruh minum obat. Aku paling tidak suka kalau disuruh minum obat. Habis, rasanya tidak enak!
Karena lelah, aku pun berjalan cepat sambil menengok ke belakang. Huft ... akhirnya Mama tidak mengejarku lagi, kataku dalam hati. Begitu pandanganku beralih ke depan lagi, tiba-tiba saja seorang wanita yang terlihat garang dengan muka merah dan mata melotot sudah ada di depan hidungku.
Dan ternyata ... dia adalah ....
“Aaa ...!!!” teriakku.
Akhirnya aku tertangkap basah sedang berusaha melarikan diri. Mama menarikku untuk meminum obat itu. Aku pun meminum obat batuk itu dengan berat hati.
Begitulah hari-hariku ketika aku sedang batuk. Aku sangat sebal, karena rasanya sungguh tidak enak! Aku sudah ganti obat batuk berkali-kali. Mulai dari yang level 10, yaitu yang paling pahit, sampai yang level 1, yaitu yang agak-agak pahit. Tapi bagi aku tetap saja pahit. Aku minum obat batuk secara bertingkat . Hehehe ... seperti game saja, ya ....
Saat aku minum obat yang levelnya 10, aku hanya meminumnya sekali seminggu, hehehe. Jika aku ditanya “sudah minum obat, belum?” Aku selalu menjawab,”sudah,” tetapi ditambah “besok Senin,” di dalam hati. Hihihi ... jangan ditiru, ya ....
Setelah aku minum obat yang levelnya 10, aku sangat senang, karena berarti sebentar lagi aku akan sembuh. Pokoknya, aku enggak mau minum obat lagi. Walaupun dibayar dengan apapun! Tapi ... kalau dibayar dengan uang, aku pikir-pikir dulu, deh. Hehehe ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar